Pentingnya Mendidik Anak dengan Bermain Sambil Belajar - Kak Zepe - Pencipta Lagu Anak


Pentingnya Mendidik Anak dengan Bermain Sambil Belajar 
(Menurut Elena Bodrova dan Deborah Leong) - Parenting Tips and Creative Teaching 
by Kak Zepe, Penulis Lagu Anak




Beberapa ekor anak  singa berlari dan saling mengejar satu sama lain. Mereka terkadang saling menerkam,  saling  mencakar,  saling menggigit satu  sama lain. Lalu  mereka berlari  ke arah sang induk singa. Bersama sang  induk,  mereka  pun melakukan hal yang  sama. Yah…  Itulah  kehidupan anak  singa  yang  berada di dalam hutan. Mereka bermain dengan cara saling  menyerang,  mencakar,  menggigit,  dan kadang  bermain-main  dan belajar sesuatu  yang baru  namun tetap  berada di  dalam pengawasan sang induk.  Mereka bermain sambil melatih  kekuatan otot-otot,  gigi-gigi, cakar-cakar,  dan bagian tubuh yang lain. Mereka bermain seakan tanpa lelah,  dan terlaihat  sangat  bersemangat dan bahagia.





Itulah dunia  anak-anak  dari  hewan singa. Dan  hal itu tidak  jauh beda dengan dunia anak-anak  di  dunia manusia atau  dunia  kita.   Buah hati kita membutuhkan sarana  bermain untuk  belajar. Dalam hal  ini, bermainlah  yang utama  agar mereka  bisa  melatih   segala  kecerdasan  dan ketrampilan  yang  ada di  dalam mereka. Mereka butuh bermain,  karena itulah  dunia  mereka. Bermain sambil belajar.

Dalam Bodrova & Leong (1996) beberapa ahli yakin bahwa bermain mempengaruhi perkembangan anak melalui tiga cara yaitu:
1.     Bermain menciptakan Zone of Proximal Developmental (ZPD) anak.
ZPD yaitu wilayah yang menghubungkan antara kemampuan aktual anak dan kemampuan potensial anak. Saat bermain, anak melakukan sesuatu yang melebihi usianya dan tingkah laku mereka sehari-hari. Bermain dapat diibaratkan sebagai kaca pembesar (magnifying glass) yang berisi semua kecenderungan perkembangan. Peran, aturan dan dukungan motivasional  dimungkinkan oleh situasi imajiner yang menyediakan bantuan bagi anak untuk membentuk tingkat yang lebih tinggi pada ZPDnya.

2.     Bermain memfasilitasi separasi (pemisahan) pikiran dari obyek dan aksi.
Didalam bermain anak lebih menuruti apa yang ada dalam pikirannnya dari yang ada dalam realita. Karena bermain memerlukan penggantian suatu obyek dengan yang lain, anak-anak mulai memisahkan makna atau ide suatu obyek dengan obyek itu sendiri. Sebagai contoh, seorang anak menggunakan balok sebagai gelas dan ‘minum’ dari ‘gelas’ tersebut anak mengambil makna gelas dan memisahkan makna itu dari obyeknya. Sejalan dengan perkembangan anak, kemampuan mereka untuk membuat substitusi (penggantian) ini menjadi lebih fleksibel. Pemisahan antara makna dengan obyeknya merupakan persiapan untuk perkembangan membuat gagasan dan berpikir abstrak. Didalam berpikir abstrak, anak mengevaluasi, memanipulasi, dan memonitor ide dan pikiran tanpa mengacu pada dunia nyata

3.     Bermain mengembangkan penguasaan diri.
          Didalam bermain, anak tidak dapat bertindak sembarangan. Anak mesti bertindak sesuai skenario. Misalnya anak yang bertindak sebagai bayi harus menirukan tangis bayi dan berhenti ketika ‘sang ayah’ membujuknya.  Kegiatan menangis merupakan tingkah laku yang disengaja yang menggunakan fungsi mental yang lebih tinggi. Inimenunjukkan bahwa anak dapat menguasai tingkah laku mereka. Bermain merupakan kesadaran dan kontrol yang lebih signifikan dari konteks lain.

Agar mereka mampu  melatih semua  kecerdasan dan ketrampilan,  mereka membutuhkan kreatifitas  dari  orang tua  di  rumah maupun guru di  sekolah. Iya,  KRE  A TI  FI  TAS. Itulah  unsur terpenting yang  harus  orang tua  dan guru  miliki. Kita harus pandai  dan cerdas  dalam  memberikan permainan yang  pas agar anak-anak bisa  tumbuh dan berkembang secara  maksimal.

Nah… Jadi marilah kita  didik buah  hati dan anak  didik  kita  dengan bermain, bermain, dan bermain  tanpa meninggalkan manfaat  dari  bermain itu  sendiri.  Karena anak-anak  juga butuh belajar,  belajar,  dan belajar,  untuk  masa depan mereka  tanpa meninggalkan  salah  satu  tahap  yang merupakan sebuah  kodrat dari  manusia  dan juga  hewan. Tahap  itulah yang  disebut dengan bermain. Dan marilah kita  menngunakan segenap  kreatifitas yang  kita miliki dan kreatifitas yang bisa kita pelajari agar bermanfaat  dalam mendidik  buah   hati kita. Karena mereka  tidak  bisa  bertumbuh sendiri.  (Kak Zepe)

Daftar  Pustaka:
Bodrova, Elena & Leong, Deborah.1996. Tools of The Mind : The
              Vygotskian Approach to Early Childhood Education. New Jersey:
              Merill Prentice Hall.
Artikel ini ditulis oleh Kak Zepe, Pencipta Lagu Anak di dalam aplikasi LAGU ANAK KAK ZEPE. Aplikasi ini bisa didownload GRATIS secara online dengan media android, Ipad, dan Ipod.Untuk mendownloadnya silakan search di GOOGLE PLAYSTORE, 
https://play.google.com/store/apps/details?id=com.educastudio.kolakkakzepe1 

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama