sumber gambar: kolom-biografi.blogspot.com
Belajar dari Ki Hajar Dewantara
Sebagai warga Indonesia tentu kita mengenal sosok Ki Hajar Dewantara. Hari lahirnya yang jatuh pada tanggal 2 Mei dijadikan Hari Pendidikan Nasional. Hal ini tentu saja bukan tanpa alasan, bila Negara kita menjadikan hari kelahiran Bapak Pendidikan ini sebagai hari besar nasional. Sepak terjang beliau dalam memperjuangkan kemerderdekaan Indonesia melalui jalur pendidikan patut kita hargai dan kita teladani. Mengapa Ki Hajar Dewantara mendapat gelar Bapak Pendidikan? Apa yang bisa kita pelajari dari beliau?
1. Tekun belajar dalam keadaan apa pun
Pada jaman penjajahan Belanda, hanya orang-orang tertentu saja yang diperbolehkan mengenyam pendidikan. Sebagai warga keturunan bangsawan atau ningrat, beliau tidak menyia-nyiakan kesempatan ini untuk berjuang, khususnya demi kemerdekaan Negara kita tercinta ini. Melalui jalur pendidikan, beliau ingin keberadaan dirinya membawa manfaat bagi Negara kita.
Bagaimana dengan kita? Pada saat ini, kita sebagai warga Indonesia memiliki banyak sekali kesempatan untuk mengenyam pendidikan seluas-luasnya. Mungkin memang untuk kalangan tertentu, mereka mendapatkan kemudahan untuk bisa mengenyam pendidikan lebih tinggi dan lebih baik, namun bila kita hanya berhenti dan banyak memgeluh dengan keadaan kita itu tidak akan banyak memberikan manfaat. Kita juga seharusnya melihat bila banyak orang sukses yang tidak memiliki pendidikan yang tinggi atau bisa disebuat sebagai orang-orang yang “gagal”. Namun mereka memiliki semangat juang yang tinggi dan tidak mudah putus asa. Selain itu, mereka juga pandai melihat kesempatan. Namun bila seseorang tidak memiliki daya juang dan semangat, bagaimana seseorang bisa mendapatkan kesempatan? Sebagai contoh, orang yang dahulu orang yang tidak punya lalu menjadi seorang milyader “gara-gara” sebuah kuis di sebuah televise pun, tidak akan mendapatkan “anugrah” itu bila dia tidak ada daya juang!
Di sebuah seminar pendidikan, saya pernah mendengar sebuah pertanyaan yang diajukan oleh seorang ibu yang memiliki kesulitan ekonomi, sehingga mendapatkan kesulitan dalam membiayai putrinya bersekolah. Namun jawaban yang diutarakan oleh pakar pendidikan tersebut agak “tidak nyambung”. Beliau malah menceritakan masa kecilnya yang pandai memanfaatkan situasi. Beliau dulu hanya seorang penjaga toko buku milik seorang saudagar, namun karena kegigihannya, beliau mau memanfaatkan waktu luangnya untuk membaca buku-buku yang dijual tersebut dan bagaimana perjuangannya pulang balik ke perpustakaan untuk bisa banyak “belajar”, hingga dia sekarang menjadi seorang tokoh pendidikan di Negara kita. Yah… Mau belajar, itulah salah satu kunci lepas dari kemiskinan, bila kita mau memulainya dari DIRI KITA.
2. Tidak terpuruk dalam kegagalan
american-dream.tv
Setelah menamatkan pendidikannya di ELS, Ki Hajar Dewantara meneruskan pendidikannya ke STOVIA. Namun karena kondisi kesehatannya yang kurang baik, maka beliau pun harus banyak beristirahat di rumah (mungkin jumlah kehadirannya di kelas di tidak sampai 70 persen kali ya… J ) Namun perjuangannya di dunia pendidikan tidak berhenti. Mungkin karena banyak waktu di rumah, beliau pun mulai banyak berkonsentrasi dalam mengembangkan bakatnya di dunia jurnalis. Yah… Dia mulai aktif menulis di beberapa surat kabar.
Bagaimana dengan kita? Pada jaman dahulu, mungkin tidak mudah untuk menjadi seorang penulis. Karena media informasi di Negara kita masih sangat terbatas. Namun dengan ketekunan beliau, banyak tulisan-tulisan beliau yang dimuat di surat kabar. Berbeda dengan di jaman sekarang, banyak sekali media-media yang bisa kita gunakan untuk menyalurkan hobi kita, terutama menulis. Di internet banyak sekali forum-forum dan web site sebagi tempat menyalurkan talenta yang bisa kita manfaatkan. Dapat pula kita membuat blog atau web-site kita sendiri sebagai tempat menyalurkan “hasrat jiwa” kita. Selain itu, kita juga bisa mendapatkan banyak pengalaman, pelajaran dan teman baru dari aktivitas tersebut (menurut pengalaman saya sih…hehehe.. ). Jadi…Yuk… betatapun kita pernah gagal, jangan sia-siakan kegagalan itu untuk bisa lebih banyak belajar, lebih banyak teman, dan lebih semangat dalam meraih mimpi.
3. Aktif dalam kegiatan bermasyarakat (bersosialisasi)
Itulah kelebihan Ki Hajar Dewantara, beliau sangat aktif berkecimpung di banyak bidang. Meski dasar pendidikannya adalah pendidikan, namun beliau juga mengembangkan hobinya untuk tekun di bidang politik dan sosial. Beliau memiliki banyak teman dari berbagai kalangan, baik pendidikan, sosial, dan politik. Itulah yang menjadi inspirasi beliau untuk menulis keadaan sosial dan politik di Negara kita, khususnya dalam mengkritik penjajah di Negara kita, yaitu Belanda.
Nah…. Inilah pentingnya hidup bermasyarakat. Mungkin pada saat ini kita hanya memiliki sedikit ilmu. Misalnya, kita ahli di bidang seni lukis. Dari seni lukis ini mungkin kita bisa membuka les melukis. Secara tidak sadar kita juga telah masuk dunia pendidikan. Siapa tahu nanti ada kepala sekolah yang menyukai karya kita atau talenta melukis ini, dan bisa-bisa kita masuk lebih atau lebih serius dalam berkecimpung di dunia pendidikan. Di dunia pendidikan, kita akan banyak sekali menemukan guru dan siswa yang memiliki talenta yang berbeda-beda. Di situlah nantinya kita bisa belajar lebih banyak lagi. Itu baru satu talenta lho…. Sebagai manusia, tentu kita talenta dari Tuhan. Minimal, pmuya mulut untuk bicara dan berkomunikasi, kaki untuk kita bisa jalan dan melangkah kemanapun kita suka, mata untuk kita melihat banyak hal yang bermanfaat, tangan untuk kita memegang sesuatu dan berkarya, telinga untuk kita mendengarkan hal-hal yang bisa menambah wawasan kita. Mari kita mulai menekuni suatu bidang dan belajar banyak hal lagi dari ilmu yang kita tekuni tersebut, dengan “talenta-talenta” yang diberikan Tuhan tersebut. Tentunya…. Tetep bersosialisasi, kita akan semakin mengembangkan diri dan menemukan talenta-talenta kita yang lain.
4. Pandai memanfaatkan situsi untuk mencari peluang
spotshoppingguide.com
Setelah beliau menulis sebuah tulisan di sebuah surat kabar yang berjudul “Andai Aku Seorang Belanda”, beliau ditangkap dan diasingkan ke Bangka, lalu ke Belanda. Di masa pengasingan tersebut, beliau tidak merasa terpuruk dan menyerah. Beliau seakan-akan malah “bersyukur” dengan hukuman yang dia terima. Karena berkat hukuman tersebut, beliau mendapatkan kesempatan untuk lebih menekuni bakatnya di bidang pendidikan dan pengajaran. Bahkan, beliau mendapatkan sebuah sertifikat pendidikan di negeri belanda, Europeesche Akte. Luar biasa bukan?
Disituasi yang kurang baik, yuk kita pandai-pandai melihat peluang. Pada saat kita gagal berkecimpung di dunia music misalnya, banyak orang yang menjadi berhasil setelah mereka melupakan mimpi-mimpi mereka untuk bisa hidup lewat dunia music. Namun mereka malah mendapatkan kesuksesan melalu jalur yang lain. Jadi…Saat kita gagal, yuk kita lebih membuka wawasan kita. Makin mendekatkan diri pada Tuhan, makin perbanyak temen, makin rajin belajar, makin rajin memasukkan lowongan pekerjaan ke perusahaan-perusahaan, dll. Siapa tahu kegagalan yang pernah alami justru membawa kita pada kesuksesan yang lebih besar.
5. Belajar dari Semboyan Ki Hajar Dewantara
menteach.org
Dalam perjuangannya terhadap pendidikan bangsanya, Ki Hajar Dewantara mempunyai Semboyan yaitu:
1. Tut wuri handayani,
artinya dari belakang seorang guru harus bisa memberikan dorongan dan arahan.
2. Ing madya mangun karsa
artinya: di tengah atau di antara murid, guru harus menciptakan prakarsa dan ide.
3. Ing ngarsa sung tulada
artinya di depan, seorang pendidik harus memberi teladan atau contoh tindakan baik. Semboyan ini masih tetap dipakai dalam dunia pendidikan kita, terutama di sekolah-sekolah Taman Siswa.
Nah… Kalau dilihat-lihat dan dibaca-baca, apalagi diterawang-terawang, ternyata semboyan itu tidak hanya bermanfaat buat para guru lho… Tapi juga bagi kita semua. Misalnya, sebagai orang tua, kita harus bisa memberikan motivasi dan arahan yang baik kepada buah hati kita, agar buat hati kita semakin bersemangat dalam belajar banyak hal. Selain itu, tentu saja sebagai orang tua, atau yang lebih berpengalaman, tentu saja harus banyak memberikan ide dan prakarsa kepada buah hati kita. Dan yang terkahir adalah yang paling penting, yaitu memberikan teladan. Jadilah orang tua yang baik yang patut menjadi teladan bagi buah hati kita. Dan untuk kehidupan bermasyarakat pun semboyan ini bisa kit a terapkan. Apa aja ya? Silakan cari sendiri…hehehehe….. Mari belajar…:) (Kak Zepe, pencipta lagu anak)
Artikel Yang Berhubungan:Metode Belajar "PRONOUN" Dengan Lagu
Home Visiting Di TK Annisa 3
Cara belajar Bermain SAmbil Menari
Artikel ini ditulis oleh Kak Zepe, Pencipta Lagu Anak di dalam aplikasi LAGU ANAK KAK ZEPE. Aplikasi ini bisa didownload GRATIS secara online dengan media android, Ipad, dan Ipod.Untuk mendownloadnya silakan search di GOOGLE PLAYSTORE,
atau klik https://play.google.com/store/apps/details?id=com.educastudio.kolakkakzepe1
Atau klik gambar di bawah ini:
Atau klik gambar di bawah ini:
sumber gambar: kolom-biografi.blogspot.com
Silakan Mempublikasikan Karya-karya Saya dengan mencantumkan:Karya Kak Zepe, lagu2anak.blogspot.com
Tags:
Creative Parenting Tips